A. IKATAN KIMIA
Ikatan kimia adalah
ikatan yang terjadi apabila atom-atom suatu unsur bergabung. ikatan
kimia tersebut digunakan untuk membentuk suatu molekul dari dua atom atau
lebih. ikatan kimia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu ikatan ion, ikatan kovalen,
dan ikatan hidrogen.
B. JENIS – JENIS IKATAN KIMIA
1. Ikatan Ion
Ikatan ion (elektrovalen) adalah
ikatan yang terbentuk akibat adanya perpindahan (serah-terima) elektron dari
satu unsur ke unsur yang lain. Kedua ikatan tersebut berikatan dengan adanya
gaya elektrostatis. Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam
sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur nonlogam.
“Ikatan
yang terbentuk apabila unsur logam melepas elektron dan diikuti dengan unsur
nonlogam yang menerima elektron”
Dengan kata lain, satu memberi
dan satu menerima
Contoh ikatan ion adalah :
Unsur Na dengan Cl yang membentuk
senyawa NaCl.
11Na : 2,8,1 à
Na+
17Cl : 2,8,7 à
Cl-
Na+ + Cl- à
NaCl
Unsur Na melepaskan 1 elektron
valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia (8), dan
unsur Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi
elektronnya sama dengan gas mulia (8). Jika unsur melepaskan elektron, maka
unsur tersebut bermuatan positif, namun jika unsur menerima elektron, maka
unsur tersebut bermuatan negatif.
Senyawa yang mempunyai ikatan ion
antara lain :
·
Golongan
alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA). Contoh : NaF, KI,
dan CsF
·
Golongan
alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA). Contoh : Na2S,
Rb2S, Na2O
·
Golongan
alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA). Contoh “ CaO, BaO, MgS
2. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen
adalah ikatan yang terbentuk karena memiliki elektron yang digunakan
bersama.
Biasanya ikatan kovalen terjadi antara unsur sesama nonlogam.
Contoh :
Macam-macam
ikatan kovalen
a.
Ikatan Kovalen Tunggal adalah ikatan yang menggunakan
sepasang elektron
contoh pembentukan molekul hidrogen
contoh
pembentukan HCl (asam klorida)
b. Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan yang menggunakan 2 pasang elektron
contoh pembentukan molekul O2
c. Ikatan
kovalen rangkap tiga
adalah ikatan yang menggunakan tiga pasang electron
contoh pembentukan N2 (gas
nitrogen)
d. Ikatan
kovalen koordinat
adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal
dari satu atom saja.
e. Ikatan
kovalen polar
adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika elektron sekutu di antara atom
tidak benar-benar dipakai bersama. Hal ini terjadi ketika satu atom mempunyai
elektronegativitas yang lebih tinggi daripada atom yang lainnya. Atom
yang mempunyai elektronegativitas yang tinggi mempunyai tarikan elektron yang
lebih kuat. Akibatnya elektron sekutu akan lebih dekat ke atom yang mempunyai
elektronegativitas tinggi.
Dengan kata lain, akan menjauhi atom
yang mempunyai elektronegativitas rendah. Ikatan kovalen polar menjadikan
molekul yang terbentuk mempunyai potensial elektrostatis. Potensial ini akan
membuat molekul lebih polar, karena ikatan yang terbentuk dengan molekul polar
lain relatif lemah.
Contoh
ikatan kovalen polar
Dalam pembentukan molekul HF, kedua
elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan
inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.
Contoh senyawa kovalen polar adalah
NH3,PCl3, H2O, dan Cl2O. Perhatikan
struktur Lewis untuk senyawa PCl3 dan H2O berikut:
f. Ikatan
kovalen nonpolar
adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika atom membagikan elektronnya secara
setara (sama). Biasanya terjadi ketika ada atom mempunyai afinitas elektron
yang sama atau hampir sama. Semakin dekat nilai afinitas elektron, maka semakin
kuat ikatannya.
Ikatan kovalen nonpolar terjadi pada
molekul gas, atau yang sering disebut sebagai molekul diatomik. Ikatan kovalen
nonpolar mempunyai konsep yang sama dengan ikatan kovalen polar, yaitu atom
yang mempunyai nilai elekronegativitas tinggi akan menarik elektron lebih kuat.
Pernyataan tesebut benar, namun jika terjadi pada molekul diatom (dimana atom
penyusunnya adalah sama) maka elektronegativitas juga sama
Contoh
Ikatan Kovalen non Polar
Misalnya pada Iodine (I). Dalam
pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan kovalen
digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu,
tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).
Contoh senyawa lain yang memiliki
bentuk molekul simetris dan bersifat nonpolar adalah CH4, BH3,
BCl3, PCl5, dan CO2. Perhatikan struktur salah
satu ikatan kovalen non Polar dari CH4 berikut:
3. Ikatan koordinasi
Ikatan koordinasi (ikatan dativ) adalah ikatan
kovalen di mana salah satu atomnya mendonasikan
pasangan elektron yang dimilikinya. Pada ikatan kovalen koordinasi, pasangan
elektron ikatannya hanya berasal dari satu atom, bukan dari kontribusi bersama
kedua atom yang berikatan. Contoh:
Ikatan
logam ikatan
yang terjadi akibat pengguanaan bersama elektron-elektron valensi antara atom logam. Ikatan logam
dapat dijelaskan dengan teori awan elektron yang ditkemukakan oleh Drube dan
Lorenz pada awal abad ke-20.
Atom-atom logam cenderung mudah melepaskan
elektronnya (energi ionisasi rendah) dan susah menangkap elektron (afinitas
elektron kecil) sehingga elektron-elektron valensi terdelokalisasi dantersebar
merata menjadi lautan elektron di antara kation-kation logam. Elektron-elektron
“mengalir” di antara dan sekeliling kation logam dan mengikatkan kation-kation
logam tersebut.
Gaya
van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya antar molekul.
Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, dan
hingga saat ini masih kadang digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat
ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul
menjadidipol.
Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya London).
Nama gaya ini diambil dari nama kimiawan Belanda Johannes van der Waals, yang pertama kali mencatat jenis gaya ini. Potensial Lennard-Jones sering digunakan sebagai model hampiran untuk gaya van der Waals sebagai fungsi dari waktu.
Interaksi van der Waals teramati pada gas mulia, yang amat stabil dan cenderung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom gas mulia (makin banyak elektronnya) makin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan
Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya London).
Nama gaya ini diambil dari nama kimiawan Belanda Johannes van der Waals, yang pertama kali mencatat jenis gaya ini. Potensial Lennard-Jones sering digunakan sebagai model hampiran untuk gaya van der Waals sebagai fungsi dari waktu.
Interaksi van der Waals teramati pada gas mulia, yang amat stabil dan cenderung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom gas mulia (makin banyak elektronnya) makin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan
6. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik
antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas
yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan
hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam
makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara
dua bagian dari molekul yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul
keseluruhan yang penting.
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegatifitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegatifitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar