Kamis, 24 November 2016
proses terjadinya ikatan kovalen
https://sites.google.com/site/endah21zuraidah/materi-pembelajaran/kelas-x/bab-iii-ikatan-kimia/pendahuluan/a-konfigurasi-elektron-gas-mulia/b-ikatan-ion/c-ikatan-kovalen
proses terjadinya ikatan kovalen
Ikatan Kovalen
Ikatan
kovalen dapat terjadi karena adanya penggunaan
elektron secara bersama. Apabila ikatan kovalen terjadi maka kedua
atom yang berikatan tertarik pada
pasangan elektron yang sama. Molekul hidrogen H2
merupakan contoh pembentukan ikatan kovalen.
Pembentukan
ikatan kovalen atom-atom hidogen
Masing-masing
atom hidrogen mempunyai 1 elektron dan untuk
mencapai konfigurasi oktet yang stabil seperti unsur golongan gas mulia
maka masing-masing atom hidrogen memerlukan tambahan 1 elektron. Tambahan 1
elektron untuk masing-masing atom hidrogen tidak mungkin
didapat dengan proses serah terima elektron
karena keelekronegatifan yang sama. Sehingga konfigurasi oktet yang stabil
dpat dicapai dengan pemakaian elektron
secara bersama yang berasal dari penyumbangan 1 elektron oleh masing-masing
atom hidrogen untuk menjadi pasangan elektron milik bersama. Pasangan elektron
bersama ditarik oleh kedua inti atom hidrogen yang berikatan.
Pembentukan Ikatan Kovalen
Ikatan
kovalen biasanya terjadi antar unsur nonlogam
yakni antar unsur yang mempunyai keelektronegatifan relatif besar. Ikata
kovalen juga terbentuk karena proses serah
terima elektron tidak mungkin terjadi.
Hidrogen klorida merupakan
contoh lazim pembentukan ikatan kovalen
dari atom hidrogen dan atom klorin.
Hidrogen dan klorin merupakan unsur
nonlogam dengan harga keelektronegatifan
masing-masing 2,1 dan 3,0. Konfigurasi elektron
atom hidrogen dan atom klorin adalah
H
: 1
Cl
: 2 8 7
Berdasarkan
aturan oktet yang telah diketahui maka atom hidrogen kekurangan 1 elektron dan
atom klorin memerlukan 1 elektron untuk membentuk konfigurasi stabil golongan
gas mulia. Apabila dilihat dari segi keelektronegatifan, klorin mempunyai harga
keelektronegatifan yang lebih besar dari hidrogen
tetapi hal ini tidak serta merta membuat klorin
mampu menarik elektron hidrogen karena hidrogen juga
mempunyai harga keelektronegatifan yang
tidak kecil. Konfigurasi stabil
dapat tercapai dengan pemakaian
elektron bersama. Atom hidrogen dan atom klorin
masing-masing menyumbangkan satu elektron untuk membentuk pasangan elektron
milik bersama.
Pembentukan
HCl
Ikatan Kovalen Rangkap dan Rangkap Tiga
Dua
atom dapat berpasangan dengan mengguna-kan satu
pasang, dua pasang atau tiga pasang elektron yang tergantung pada jenis unsur
yang berikatan. Ikatan dengan sepasang elektron disebut ikatan
tunggal sedangkan ikatan yang menggu-nakan
dua pasang elektron disebut ikatan rangkap
dan ikatan dengan tiga pasang elektron disebut ikatan
rangkap tiga. Ikatan rangkap misalnya dapat dijumpai pada molekul oksigen (O2)
dan molekul karbondiksida (CO2) sedangkan ikaran rangkap tiga
misalnya dapat dilihat untuk molekul nitrogen (N2) dan etuna (C2H2).
Ikatan
Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ
Adalah
ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang
berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)],
sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan
bersama.
Pasangan
elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda
anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan
elektron.
Contoh:
Terbentuknya
senyawa BF3 – NH3
Ikatan
kovalen dapat mengalami polarisasi, maka
dari itu dikenal ada 2 :
1.
Ikatan kovalen polar
2.
Ikatan kovalen nonpolar
Suatu
ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik
lebih kuat ke salah 1 atom.
Contoh
1 :
Molekul
HCl
Meskipun
atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl
lebih besar daripada atom H. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan
(PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl
(akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).
Suatu
ikatan kovalen dikatakan nonpolar jika PEI (pasangan elektron ikatan)
tertarik sama kuat ke semua atom akibat keelektronegatifan unsur yang hamper
sama
.
Jadi,
kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan
keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan
kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke
semua atom.
proses terjadinya Ikatan Kovalen
ikatan kovalenIkatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).
Pembentukan ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion. Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama. Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
proses terjadinya ikatan ionik
Pada ikatan ionik, terjadi transfer elektron dari satu atom
ke atom lainnya. Oleh karena berpindahnya elektron, maka ada atom yang
kedapatan elektron menjadi bermuatan negatif, sedangkan atom yang
kehilangan elektron akan bermuatan positif.[1] Jika atom ketambahan elektron, maka atom tersebut menjadi ion negatif atau dikenal dengan istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron, maka atom tersebut menjadi ion positif atau kation.[2]
Karena adanya perbedaan muatan antar ion (ion positif dan ion negatif),
maka ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya
elektrostatik. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.[1]
Proses Terbentuknya Ikatan Ionik
Animasi Natrium dan Klorin yang bertukar elektron sehingga membentuk ikatan ionik
Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan NaCl. Natirum
(Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika
melepaskan 1 elektron sehingga konfugurasi elektron berubah menjadi
(2,8). Sedangkan Klorin
(Cl), yang mempunyai konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil jika
mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi
agar keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium menyumbang satu
elektron dan klorin akan kedapatan satu elektron dari natrium.[2]
Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka natrium menjadi lebih
kecil. Sedangkan klorin akan menjadi lebih besar karena ketambahan satu
elektron. Oleh karena itu ukuran ion positif selalu lebih kecil daripada
ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar
daripada ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na
akan menjadi bermuatan positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl-). Kemudian terjadi gaya elektrostatik antara Na+ dan Cl- sehingga membentuk ikatan ionik.[1]
Minggu, 13 November 2016
IKATAN KIMIA
A. IKATAN KIMIA
Ikatan kimia adalah
ikatan yang terjadi apabila atom-atom suatu unsur bergabung. ikatan
kimia tersebut digunakan untuk membentuk suatu molekul dari dua atom atau
lebih. ikatan kimia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu ikatan ion, ikatan kovalen,
dan ikatan hidrogen.
B. JENIS – JENIS IKATAN KIMIA
1. Ikatan Ion
Ikatan ion (elektrovalen) adalah
ikatan yang terbentuk akibat adanya perpindahan (serah-terima) elektron dari
satu unsur ke unsur yang lain. Kedua ikatan tersebut berikatan dengan adanya
gaya elektrostatis. Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam
sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur nonlogam.
“Ikatan
yang terbentuk apabila unsur logam melepas elektron dan diikuti dengan unsur
nonlogam yang menerima elektron”
Dengan kata lain, satu memberi
dan satu menerima
Contoh ikatan ion adalah :
Unsur Na dengan Cl yang membentuk
senyawa NaCl.
11Na : 2,8,1 Ã
Na+
17Cl : 2,8,7 Ã
Cl-
Na+ + Cl- Ã
NaCl
Unsur Na melepaskan 1 elektron
valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia (8), dan
unsur Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi
elektronnya sama dengan gas mulia (8). Jika unsur melepaskan elektron, maka
unsur tersebut bermuatan positif, namun jika unsur menerima elektron, maka
unsur tersebut bermuatan negatif.
Senyawa yang mempunyai ikatan ion
antara lain :
·
Golongan
alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA). Contoh : NaF, KI,
dan CsF
·
Golongan
alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA). Contoh : Na2S,
Rb2S, Na2O
·
Golongan
alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA). Contoh “ CaO, BaO, MgS
2. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen
adalah ikatan yang terbentuk karena memiliki elektron yang digunakan
bersama.
Biasanya ikatan kovalen terjadi antara unsur sesama nonlogam.
Contoh :
Macam-macam
ikatan kovalen
a.
Ikatan Kovalen Tunggal adalah ikatan yang menggunakan
sepasang elektron
contoh pembentukan molekul hidrogen
contoh
pembentukan HCl (asam klorida)
b. Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan yang menggunakan 2 pasang elektron
contoh pembentukan molekul O2
c. Ikatan
kovalen rangkap tiga
adalah ikatan yang menggunakan tiga pasang electron
contoh pembentukan N2 (gas
nitrogen)
d. Ikatan
kovalen koordinat
adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal
dari satu atom saja.
e. Ikatan
kovalen polar
adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika elektron sekutu di antara atom
tidak benar-benar dipakai bersama. Hal ini terjadi ketika satu atom mempunyai
elektronegativitas yang lebih tinggi daripada atom yang lainnya. Atom
yang mempunyai elektronegativitas yang tinggi mempunyai tarikan elektron yang
lebih kuat. Akibatnya elektron sekutu akan lebih dekat ke atom yang mempunyai
elektronegativitas tinggi.
Dengan kata lain, akan menjauhi atom
yang mempunyai elektronegativitas rendah. Ikatan kovalen polar menjadikan
molekul yang terbentuk mempunyai potensial elektrostatis. Potensial ini akan
membuat molekul lebih polar, karena ikatan yang terbentuk dengan molekul polar
lain relatif lemah.
Contoh
ikatan kovalen polar
Dalam pembentukan molekul HF, kedua
elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan
inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.
Contoh senyawa kovalen polar adalah
NH3,PCl3, H2O, dan Cl2O. Perhatikan
struktur Lewis untuk senyawa PCl3 dan H2O berikut:
f. Ikatan
kovalen nonpolar
adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika atom membagikan elektronnya secara
setara (sama). Biasanya terjadi ketika ada atom mempunyai afinitas elektron
yang sama atau hampir sama. Semakin dekat nilai afinitas elektron, maka semakin
kuat ikatannya.
Ikatan kovalen nonpolar terjadi pada
molekul gas, atau yang sering disebut sebagai molekul diatomik. Ikatan kovalen
nonpolar mempunyai konsep yang sama dengan ikatan kovalen polar, yaitu atom
yang mempunyai nilai elekronegativitas tinggi akan menarik elektron lebih kuat.
Pernyataan tesebut benar, namun jika terjadi pada molekul diatom (dimana atom
penyusunnya adalah sama) maka elektronegativitas juga sama
Contoh
Ikatan Kovalen non Polar
Misalnya pada Iodine (I). Dalam
pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan kovalen
digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu,
tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).
Contoh senyawa lain yang memiliki
bentuk molekul simetris dan bersifat nonpolar adalah CH4, BH3,
BCl3, PCl5, dan CO2. Perhatikan struktur salah
satu ikatan kovalen non Polar dari CH4 berikut:
3. Ikatan koordinasi
Ikatan koordinasi (ikatan dativ) adalah ikatan
kovalen di mana salah satu atomnya mendonasikan
pasangan elektron yang dimilikinya. Pada ikatan kovalen koordinasi, pasangan
elektron ikatannya hanya berasal dari satu atom, bukan dari kontribusi bersama
kedua atom yang berikatan. Contoh:
Ikatan
logam ikatan
yang terjadi akibat pengguanaan bersama elektron-elektron valensi antara atom logam. Ikatan logam
dapat dijelaskan dengan teori awan elektron yang ditkemukakan oleh Drube dan
Lorenz pada awal abad ke-20.
Atom-atom logam cenderung mudah melepaskan
elektronnya (energi ionisasi rendah) dan susah menangkap elektron (afinitas
elektron kecil) sehingga elektron-elektron valensi terdelokalisasi dantersebar
merata menjadi lautan elektron di antara kation-kation logam. Elektron-elektron
“mengalir” di antara dan sekeliling kation logam dan mengikatkan kation-kation
logam tersebut.
Gaya
van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya antar molekul.
Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, dan
hingga saat ini masih kadang digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat
ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul
menjadidipol.
Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya London).
Nama gaya ini diambil dari nama kimiawan Belanda Johannes van der Waals, yang pertama kali mencatat jenis gaya ini. Potensial Lennard-Jones sering digunakan sebagai model hampiran untuk gaya van der Waals sebagai fungsi dari waktu.
Interaksi van der Waals teramati pada gas mulia, yang amat stabil dan cenderung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom gas mulia (makin banyak elektronnya) makin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan
Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya London).
Nama gaya ini diambil dari nama kimiawan Belanda Johannes van der Waals, yang pertama kali mencatat jenis gaya ini. Potensial Lennard-Jones sering digunakan sebagai model hampiran untuk gaya van der Waals sebagai fungsi dari waktu.
Interaksi van der Waals teramati pada gas mulia, yang amat stabil dan cenderung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom gas mulia (makin banyak elektronnya) makin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan
6. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik
antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas
yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan
hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam
makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara
dua bagian dari molekul yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul
keseluruhan yang penting.
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegatifitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegatifitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida
Langganan:
Postingan (Atom)